Motivasi adalah
proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk
mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas,
arah, dan ketekunan. Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang
menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti "dorongan"
atau rangsangan atau "daya penggerak" yang ada dalam diri seseorang.
TEORI-TEORI MOTIVASI
1. Teori Drive Reinforcement
Teori ”drive” bisa
diuraikan sebagai teori-teori dorongan tentang motivasi, perilaku didorong ke
arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau
binatang. Contohnya, Freud ( 1940-1949) berdasarkan ide-idenya tentang
kepribadian pada bawaan, dalam kelahiran, dorongan seksual dan agresif, atau
drive (teorinya akan diterangkan secara lebih detail dalam bab kepribadian).
Secara umum ,
teori-teori drive mengatakan hal-hal berikut: ketika suatu keadaan dorongan
internal muncul, individu di dorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan
mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong. Pada
manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan
apabila dapat menyenangkan dan memuaskan.
Jadi motivasi dapat
dikatakan terdiri dari:
1)
Suatu keadaan yang mendorong
2)
Perilaku yang mengarah ke tujuan yang diilhami
oleh keadaan terdorong
3)
Pencapaian tujuan yang memadai
4)
Pengurangan dan kepusaan subjektif dan
kelegaan ke tingkat tujuan yang tercapai
Setelah keadaan itu, keadaan terdorong akan muncul lagi untuk mendorong
perilaku ke arah tujuan yang sesuai. Pengulangan kejadian yang baru saja
diuraikan seringkali disebut lingkaran korelasi.
Teori-teori Drive
berbeda dalam sumber dari keadaan terdorong yang memaksa manusia atau binatang
bertindak. Be berapa teori, termasuk teori Freud, dipahami oleh keadaan
terdorong sejak belum lahir, atau instingtif. Tentang perilaku binatang,
khususnya ahli ethologi telah mengusulkan suatu penjelasan suatu mekanisme
dorongan sejak kelahiran (tinbergen, lorenz, dan leyhausen dalam morgan, dkk.
1986). Teori-teori drive yang lain telah mengembangkan peran belajar
dalamkeaslian keadaan terdorong. Contohnya, dorongan yang di pelajari (learned
drives), seperti mereka sebut, keaslian dalam latihan seseorang atau binatang
atau pengalaman masa lalu dan yang berbeda dari satu individu ke individu yang
lain. Karena penggunaan minuman keras sebelumnya, ketagihan heroin, contohnya
mengembangkan suatu dorongan untuk mendapatkan hal tersebut, dan karena itu
mendorong ke arah itu. Dan dalam realisasi motif sosial, orang telah belajar
dorongan untuk kekuasaan, agresi atau prestasi. Keadaan terdorong yang
dipelajari menjadi ciri abadi dari orag tertentu dan mendorong orang itu ke
arah tujuan yang memadai, orang lain mungkin belajar motif sosial yang lain dan
didorong ke arah tujuan yang berbeda.
Teori Pengukuhan
(Reinforcement Theory)
Teori ini mempunyai dua
aturan pokok: aturan pokok yang berhubungan dengan perolehan jawaban –jawaban
yang benar dan aturan pokok lain yang berhubungan dengan penghilangan
jawaban-jawaban yang salah. Pengukuran dapat terjadi positif (pemberian
ganjaran untuk satu jawaban yang didinginkan) atau negatif (menghilangkan satu
rangsang aversif jika jawaban yang didinginkan telah diberikan), tetapi
organisme harus membuat antara akasi atau tindakannya dengan sebab akibat.
Siegel dan Lane (1982),
mengutip Jablonke dan De Vries tentang bagaimana manajemen dapat meningkatakan motivasi
tenaga kerja, yaitu dengan:
1)
Menentukan apa jawaban yang diinginkan.
2)
Mengkomunikasikan dengan jelas perilaku
ini kepada tenaga kerja.
3) Mengkomunikasikan dengan jelas ganjaran
apa yang akan diterima. Tenaga kerja jika jawaban yang benar terjadi.
4)
Memberikan ganjaran hanya jika jika jawaban
yang benar dilaksanakan.
5)
Memberikan ganjaran kepada jawaban yang
diinginkan, yang terdekat dengan kejadiannya.
Contoh:
Biasanya
di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalkan seorang kuli panggul di pasar
tradisional, jika ia dapat mengangkut/mengirim 5 ton buah pada tiap 5 karung
maka akan diberikan 2 kg buah segar oleh pemilik toko buah tersebut, Drive-Reinforcement
nya berbentuk reward berupa materi yang diberikan pemilik toko kepada
pekerjanya (kuli panggul).
Teori
harapan kadang disebut teori ekspektansi atau expectancy theory of motivation dikemukakan
oleh Victor Vroom pada tahun 1964. Vroom lebih menekankan pada faktor
hasil (outcomes), ketimbang kebutuhan (needs) seperti yang dikemukakan oleh Maslow and Herzberg.
Teori ini menyatakan
bahwa intensitas kecenderungan untuk melakukan dengan cara tertentu tergantung
pada intensitas harapan bahwa kinerja akan diikuti dengan hasil yang pasti dan
pada daya tarik dari hasil kepada individu.
Sehubungan dengan
tingkat ekspektansi seseorang Craig C. Pinder (1948) dalam bukunya Work
Motivation berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat
harapan atau ekspektansi seseorang yaitu:
a.
Harga diri.
b.
Keberhasilan waktu melaksanakan tugas.
c.
Bantuan yang dicapai dari seorang
supervisor dan pihak bawahan.
d.
Informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan suatu tugas
e.
Bahan-bahan baik dan peralatan baik
untuk bekerja.
Contoh:
Kasus PHK
Dari
sudut pandang Expectancy Theory, para pekerja tidak termotivasi untuk bekerja
keras karena tidak adanya hubungan antara prestasi kerja dengan penghasilan.
Persepsi mereka adalah bahwa kerja keras tidak akan memberikan mereka
penghasilan yang diharapkan. Malahan, dengan adanya PHK, mereka memiliki
persepsi bahwa walaupun telah bekerja keras, kadang-kadang mereka malah
mendatangkan hasil yang tidak diinginkan, misalnya PHK. Konsisten dengan teori
ini, para pekerja pun menunjukkan motivasi yang rendah dalam melakukan
pekerjannya.
Teori penentuan tujuan
adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan
sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan
apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.
Edwin Locke
mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme
motivasional yakni:
a.
tujuan-tujuan mengarahkan perhatian.
b.
tujuan-tujuan mengatur upaya.
c.
tujuan-tujuan meningkatkan persistensi.
d.
tujuan-tujuan menunjang
strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
Contoh:
Jika seorang karyawan memiliki tujuan untuk naik
jabatan, maka ia akan berusaha untuk melakukakan dan berusaha untuk
medapatkannya dengan memotivasi dirinya.
4. Teori Hierarki Kebutuhan
(Maslow)
Teori motivasi yang
dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa
manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
1)
kebutuhan
fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan
sex.
2)
kebutuhan rasa
aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental,
psikologikal dan intelektual
3)
kebutuhan akan
kasih sayang (love needs)
4)
kebutuhan akan
harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai
simbol-simbol status.
5)
aktualisasi diri
(self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi
kemampuan nyata.
Kebutuhan-kebutuhan
yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang
diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai
kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi
kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia
itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia
berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang
unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan
tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.
Menarik pula untuk
dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di
masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam
kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow semakin dipergunakan, bahkan
dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan atau “koreksi” tersebut terutama
diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh Maslow.
Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi
berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai
dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep
tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak
akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan-
sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi;
yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman,
demikian pula seterusnya.
Berangkat dari
kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam
penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga
memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai
kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan
kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman,
merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang.
Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan
sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu
ditekankan bahwa :
Kebutuhan yang satu
saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang;
Pemuasaan berbagai
kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan
kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
Berbagai kebutuhan
tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam
mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
Kendati pemikiran
Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah
memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang
berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.
Contoh:
ARTIKEL MOTIVASI
Suatu
hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke
pintu,
menemukan bahwa di kantongnya hanya tersisa beberapa sen uangnya, dan dia sangat
lapar.
Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya.
Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka
pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta
segelas air. Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki
tersebut pastilah lapar,
oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu.
Anak
lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya,
"berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?" Wanita
itu menjawab: "Kamu tidak perlu membayar apapun". "Ibu kami
mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan" kata wanita itu
menambahkan. Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata: "
Dari dalam hatiku aku berterima kasih pada anda."
Sekian
tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Para
dokter di kota itu sudah tidak sanggup menganganinya. Mereka akhirnya
mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu
menangani penyakit langka tersebut.
Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar
nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata
dokter Kelly. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit,
menuju kamar si wanita tersebut. Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui
si wanita itu. Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia
kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk elakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan
nyawa wanita itu.
Mulai
hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu. Setelah
melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan. Wanita itu
sembuh!! Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan
seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan.
Dr.
Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan
kemudian mengirimkannya ke kamar pasien. Wanita itu takut untuk membuka tagihan
tersebut, ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut
walaupun harus dicicil
seumur hidupnya.
Akhirnya
Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang
menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca
tulisan yang berbunyi.. "Telah dibayar lunas dengan segelas besar
susu.." tertanda, DR Howard Kelly. Air mata kebahagiaan membanjiri
matanya. Ia berdoa: "Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh
bumi melalui hati dan tangan manusia"
source: